Takengon (Inmas) — Sebagai salah satu di antara 33 kampung yang dijadikan sasaran program Kampung Madani Kencana dalam Kabupaten Aceh Tengah, kampung Tebuk Kecamatan Pegasing kembali mendapat kunjungan pembinaan oleh jajaran Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KBP2 & PA Kabupaten Aceh Tengah, pada Jumat (25/10/2019).
Dalam kesempatan kunjungan pembinaan kali ini, jajaran Dinas KBP2 & PA Aceh Tengah menyertakan Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pegasing, Mahbub Fauzie, S.Ag untuk menjadi narasumber.
Kadis KBP2 & PA Kabupaten Aceh Tengah Drs H M Alam Syuhada MM yang kehadirannya diwakili oleh Drs Jahidin mengatakan bahwa dari 295 kampung yang ada di Aceh Tengah dalam 14 kecamatan, ada 33 kampung yang mendapat program kampung Madani Kencana. Dan kampung Tebuk Kecamatan Pegasing ini salah satu dari 33 kampung itu.
Dalam setiap pembinaan, pihaknya selalu melibatkan instansi dan lembaga lintas sektoral yang terkait dengan substansi sasaran program-program pembinaan kampung madani kencana, terutama di dalam revitalisasi 8 fungsi keluarga.
Adapun 8 fungsi keluarga itu adalah: fungsi agama, sosial budaya, cinta dan kasih sayang, perlindungan, reproduksi, pendidikan, ekonomi, dan fungsi pelestarian lingkungan. “Dalam kaitannya dengan fungsi pertama yaitu fungsi agama, maka dalam kesempatan ini kami ajak Kepala KUA Kecamatan untuk menjadi narasumber,” ujar Drs Jahidin.
Adapun tujuan dari program kampung madani kencana diharapkan akan dapat membangun masyarakat sejahtera yang diawali dari tingkat keluarga. Oleh karena itu, saat ini yang harus dilakukan adalah memperkuat dan merevitalisasi program Keluarga Berencana dan keluarga sejahtera supaya lebih terarah dan tepat sasaran.
Hal terpenting dari pencanangan kampung madani kencana adalah adanya gerakan program-program KB yang mampu bersinergi dengan program-program lain, seperti pendidikan, kesehatan, lingkungan dan lainnya.
Dalam paparannya Mahbub Fauzie SAg menyampaikan bahwa pada hakekatnya program kampung madani kencana yang intinya pada upaya memantapkan fungsi keluarga sangat singkron dengan tujuan membangun keluarga dan masyarakat pada umumnya menurut ajaran Islam.
Misalnya, di ayat 9 surah An-Nisa ditegaskan agar kita senantiasa takut dan khawatir jika di kemudian hari meninggalkan generasi yang lemah atas kesejahteraannya. Ini adalah sinyal antisipasi agar kita bisa membangun keluarga yang sadar untuk menciptalan generasi yang berkualitas, baik secara jasmani maupun rohani, dunia dan akhirat.
“Secara jasmani kita upayakan upaya mengantisipasi stunting, misalnya. Untuk itu gizi keluarga harus diperhatikan. Dan secara rohani kita harus bisa memenuhi kebutuhan psikis keluarga seperti penanaman iman taqwa dan pendidikan,” tegasnya.
Dan untuk semua itu, perintah ketakwaan kita kepada Allah Swt, mesti kita wujudkan dalam mendidik anak-anak kita baik melalui contoh keteladanan maupun perkataan yang baik.
Seiring sejalan juga dengan maksud yang tersurat dan tersirat dalam kalimat doa di dalam surah Al-Furqan ayat 74 bahwa kita hendaknya berharap dan meminta kepada Allah Swt agar dianugerahkan pasangan serta keturunan yang menyenangkan dan membahagiakan (berkualitas), serta bisa menjadi pemimpinnya orang-orang yang bertaqwa.
“Ayat-ayat Al-Qur’an tersebut mengandung sinyal agar kita mempunyai kesadaran dan perhatian yang serius dalam pembangunan keluarga sebagai awal tetwujudnya masyarakat yang berkualitas,” ujar Mahbub.
Dalam penyampaiannya Mahbub juga mengajak masyarakat Tebuk pada khususnya untuk bisa memanfaatkan program yang dicanangkan di kampung itu dengan sebaik-baiknya. Pemerintah telah memfasilitasi, namun keberhasilan program ini tidak terlepas dari partisipasi masyarakat.
Misal dalam hal keagamaan, hal ini harus diawali dari kesadaran para orangtua terhadap pendidikan agama anak-anaknya. Mengaji misalnya, maka orangtua harus perhatian dengan anak dan lembaga yang menjadi tempat belajar mengaji, yakni TPA. Perhatikan juga kesejahteraan guru ngaji atau ustadz. Tambahnya, sembari menyinggung juga tentang kemakmuran masjid, juga tidak terlepas dari peran serta masyarakat yang diawali oleh keteladanan para tetue kampung. []